warna warni

warna warni

Kamis, 23 Mei 2013

Jenuh ?


Beberapa orang mengeluh tentang pekerjaanya.
“Gw males banget sebenernya ngerjain beginian, bukan gw ahlinya, ga sejalan dengan keinginan gw, terlalu banyak konflik”

Yang lain mengeluh tentang temannya.
“Mereka tuh ga mau ngedengerin gw, dalem banget omongannya”

Sebagian mengeluh dengan pacarnya.
“Pelit (gw banget ini mah), terlalu banyak ngeluh, terlalu banyak komentar”

Dsb nya, dsb nya.

Kenapa ga kalian hijrah aja? Ga pindah? Pindah kerjaan, cari temen lagi, ganti pacar. Itu mungkin karena kalian
ga mampu. Kalo gitu terimalah apa adanya. Syukuri, jika tidak ada yang bisa disyukuri, pindahlah.

Beberapa hari yang lalu masih dengan masalah yang sama, ada seseorang pasang status kaya gini.
“Apa yang gw rasain ini bener, lu ga tau gimana rasanya jadi gw sih!!”

So, orang ini tetep mau jadi dirinya sendiri meskipun udah tau kalo dirinya banyak yang ga suka. Hmm.. jadi gini, ga ada yang nyuruh orang ini untuk jadi orang baik, tapi apa salahnya sih jadi lebih baik dari biasanya? Ga perlu lah jadi orang baik, jaga perasaan orang itu udah cukup.

“Maaf gw ga bisa kumpul lagi sama kalian. Kalian anak kuliahan, gw udah nikah. Gw sekarang udah beda”

Orang ini merasa dijauhin karena statusnya yang udah beda. Dari single jadi menikah. Dimana logikanya? Dia pikir kita iri dengan statusnya? Bukan itu nyonya.. kebencian kami datang dari cara anda berbicara. Kasarnya anda berbicara seperti preman pasar yang mempunyai banyak orang-orang yang bisa disuruh untuk memukuli kami. Padahal, see? You don’t have any power. Dan satu lagi, we don’t care with your status or your relationship. It isn’t my problem, except your status is about you still children, still teenager, or have been adult or old. So, can you say to us about your age and can you see how childish you are?

Jadi? Jangan mau jadi orang seperti ini. Tidak bisa apa-apa. Udah dibilangin dari awal nulis diary “Why you’re not go away from me?”
Kalo tidak bisa, syukurilah, terimalah, jagalah. Kalo tidak mau. Pergilah jauh-jauh.

Jadi keingetan sama nenek. Setua itu? Pernahkah dia berkeluh kesah? Kerjanya hanya berjalan-jalan dirumah. Sering ke tetangga-tetangga yang itu lagi, itu lagi. Pernahkah dia membenci kehidupannya? Jarang keluar rumah, tidakkah dia jenuh? Kalo kita yang seperti itu mungkinkah kita bisa bersabar seperti itu? Tidur, makan, solat, mengobrol dengan tetangga, masak. Mungkinkah kita akan sesabar itu? Atau suatu saat nanti kita malah menjadi nenek-nenek girang yang tidak dihargai oleh tetangga kanan kiri?
Jenuhkah engkau nek ? sesekali ke luar rumah hanya untuk periksa ke rumah sakit.
Suatu hari pernah mengantar nenek ke rumah sakit. Setelah diambil darah, nenek disuruh makan dan dilanjutkan puasa selama 2 jam. Nenek ngajak ke sebuah restoran sunda yang terkenal enak, yang jaraknya jauh dari rumah sakit? Aku tau maksud nenek mau ngajak aku makan bareng di restoran enak itu sesekali. Abis itu, nenek ngajak aku beli snack kiloan dan aku disuruh milih yang aku mau. Aku tau maksud nenek ingin memberiku sesuatu.
Keingetan masa-masa kecil lagi, pas nenek ngajak aku sama lala ke supermarket Pakally setelah ambil gajinya, ngajakin kita jajan ke sana. Bahagiakah engkau nek ?

Ya Allah lindungilah ia, berilah umur panjang, berilah kesehatan kepadanya. Jauhkan ia dari api neraka. Bahagiakan ia di dunia dan di akhirat. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar