Lemah,
menye-menye, cinta-cintaan mulu, itu pola pikir yang sedang dibentuk di jaman
sekarang ini, lewat film-film yang ceritanya yah begitu-begitu aja, pemerannya
yah meranin begitu-begitu aja. Liat aja ftv, yang hampir tiap kali nonton kita tau endingnya gimana,
sama siapa akhirnya jadiannya. Atau ada drama laga di salah satu stasiun tv
yang ada naga-naganya, pada akhirnya mah cuman merebut seorang putri yang
ditawan oleh salah seorang keluarganya yang jahat.
Apalagi
perempuan, yang gampang banget kerasukan serial-serial drama kaya gitu, macam
drama korea, drama kolosal, dll. Bukannya gw mau melarang nonton begituan sih,
gw jg termasuk orang yang suka nonton film drama, tapi gw jadi kepikiran aja,
pola pikir remaja jaman sekarang ga jauh beda sama film yang ditonton, dan
mayoritas film sekarang kan film drama yang cinta-cintaan terus, jadi pola
pikirnya yah cinta-cintaan terus. Harus di filter.
Beda lagi kalo
dikasih liat film kenyataan jaman baheula (kalo ada filmnya) mungkin bisa merubah pola
pikirnya, minimal bakal muncul
pertanyaan ada yang salah nih di jaman ini, kok jaman dulu kaya gitu banget yah?
Gw
baru baca tentang salah seorang pahlawan perempuan yang berjuang melawan
belanda di Aceh, siapa coba? Bukan, Cut Nyak Dien, tapi dia Keumalahayati. Yang
setelah ditinggal mati syahid oleh suaminya, dia memohon kepada Sultan yang
memerintah saat itu untuk dibentuk pasukan yang terdiri dari janda-janda yang
ditinggal mati syahid oleh para suaminya ketika melawan belanda, mempertahankan
Islam. Janda loh, bukan remaja, bukan juga janda kembang, tapi janda-janda
mujahid yang siap membela Islam sampai mati, Islam? Beneran nih? Silahkan cari
sumber atau referensi lainnya. Dialah pembunuh Cornelis de Houtman dalam perang
satu lawan satu, dengan menusukkan roncengnya.
Gw baca cerita itu, langsung merinding (Janda macam apa dia?), setelah ada
pembahasan pun, gw sempet menahan air mata, apa atuh gw mah, cuman butiran
debu, ga seberapa dengan perjuangan wanita jaman dulu dalam mempertahankan
Islam, menegakkan aturan Allah, karena sungguh hanya aturan-Nya lah yang berhak
tegak di dunia.
Apa harus yah putri-putri kecantikan itu, Miss World
itu ditanyain siapa pahlawan wanita yang jadi tokoh inspirasi dalam emansipasi
wanita, pasti jawabannya Kartini -______-
Kadang gw bertanya2 loh kenapa yah Ibu Kartini doang
yang ada tanggal peringatannya, kenapa Cut Nyak Dien ga ada, padahal kan dia
laksamana perang yang mengorbankan jiwa raganya dalam berjuang, bukan hanya idenya saja.
Pola pikir, iya, pola pikir itu yang berusaha diubah,
bahwa dulu Indonesia adalah pejuang-pejuang bukan hanya masalah cinta, nikah
dan halal. Lebih dari itu. Akhirnya pola pikir itu menjadi sebuah kebiasaan
yang dilakukan, parahnya lagi generasi muda yang harusnya identik dengan
pergerakan, di matikan oleh pola pikir menye-menye itu.
Itulah kenapa kita perlu belajar sejarah, salah
satunya untuk penyemangat, kemudian untuk dijadikan contoh dan untuk
memprediksikan masa depan. Lihat pada Al-Qur’an yang 2/3 isinya adalah sejarah
orang-orang terdahulu. Kenapa Allah memberikan ayat-ayat sejarah seperti itu?
kenapa Muhammad S.A.W diberikan wahyu yang seperti itu? Dan kenapa kita
diberikan pedoman seperti itu? Jawabannya tidak lain untuk dijadikan contoh
sikap yang harus kita ambil dalam hidup. Dijadikan pelajaran dan pedoman hidup
agar tidak tersesat dari jalan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar