11 Mei 2014
Untuk mu Rachmawati Hidayah..
Begitu banyak hal-hal yang sudah kita lewati
Begitu banyak cerita yang keluar dari
pikiranmu selama ini
Dan aku masih menganggapmu lucu
Bagaimana tidak,
Jum’at ini kita bertemu dan kau bercerita yang
tak ada habisnya
Tentang kekecewaan mu kepada mereka
teman-temanmu
Yah masih tentang itu.
Ditengah-tengah cerita kau katakan pemikiran
mu yang idealis
“Selama kamu benar maju terus, jangan takut,
ibu ada di belakang, kalo mereka ga mau ngikutin, yaudah tinggaaalll..” begitu
katamu mengikuti kata-kata ibumu dengan semangat.
Aku tertawa dalam hati sayang
Entah sejak kapan kalimat itu muncul, tapi kau
baru saja bercerita tentang teman-temanmu yang mengecewakan itu,
Tentang kekecewaan yang itu lagi, itu lagi. Bukankah
“Kalo mereka gamau ngikutin, yaudah tinggaaaalll…”
Tapi kita memang sepaham bahwa pada prakteknya
akan lebih sulit dibandingkan dengan teorinya.
Iya kan ?
Dear,
Sahabat Tersayang
Entah bagaimana lagi yah aku bisa menolongmu selain dengan mendengarkanmu
bercerita dengan setia,
Senang rasanya masih bisa
mendengarkan celotehan mu,
Tapi sayang, aku begitu
pasif, tak dapat aku berikan saran-saran kepadamu.
Kemudian kau bercerita terus
dengan semangat dengan logika-logikamu yang begitu tajam, kuakui itu.
Dan kau katakan lagi “gw
bakal menerima kata mereka selama mereka dapat mematahkan logika gw”.
Aku sangat berharap kau bisa
seidealis itu ketika sidang skripsi mu nanti,
Karna kau tau kan cerita
tentang mahasiswa yang dipuji oleh dosennya karena begitu idealis
mempertahankan teorinya,
Aku harap kau pun begitu..
Tapi sayang….
Kau tau ini masalah lebih besar dari sidang
skripsi mu.
Pernahkah kau berpikir, bagaimana mungkin
mereka masih menolak logikamu yang sudah benar?
Tapi sayang…
Kau tau ini masalah memang
lebih besar dari sidang skripsi manapun.
Ini bukan ajang logika siapa
yang benar dan siapa yang salah.
Logika itu akan berbeda. Logika
di setiap kepala akan berbeda sayang…
Jika memang sama maka manusia tidak akan
beragam,
Duhai, teman terbaik..
Maka patokan kebenaran bukan
pada logikamu
Maka standar kebenaran bukan
ada pada kebenaran logika manusia
Jangan salahkan mereka yang
belum paham
Jangan benci mereka yang
berbeda pendapat
Bukankah keberadaan manusia sebagai pemimpin
di bumi ini pun tidak berlogika
Bagaiman mungkin Dia menjadikan seorang
pemimpin di bumi ini seorang yang suka berbuat kerusakan?
Eh tulisan ini sudah keluar jalur yah,
Untuk mu Rachmawati Hidayah
Mungkin kau tidak paham dengan
tulisan ini,
Mungkin memang isinya tidak
sesuai dengan mu,
Karna memang ini dibuat
berdasarkan ke-so-tauan ku saja.
Tapi entahlah.. aku tidak
bisa berhenti menulis ini..
Untuk mu Rachmawati Hidayah
Jangan salahkan mereka yang belum paham
Jangan benci mereka yang berbeda pendapat
Bukankah kau paham “Allah itu menciptakan
manusia beragam sebagai ujian dan supaya manusia tau keberadaan Allah”
Begitu katamu di jum’at sore itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar