Mama yang sms dan bertanya "Kamu bawa kalkulator mama ga ?" ketika aku pertama kalinya mengendarai motor malam hari untuk mengajar les private. Hanya untuk memastikan anaknya sampai di tempat mengajar dengan selamat.
Mama yang seringkali menyuruh adik-adikku ntk sms "kaka inyong dimana? Ko blm pulang" hanya ntk mendapatkan balasan sms ku yg tak kunjung datang apalagi setelah pertengkaran.
Mama yang setiap paginya menyiapkan sarapan kemudian baru bisa melihat anaknya kembali malam hari.
Mama yg selalu bertanya jika aku pulang malam "Ko pulang malem sih? Kemana aja?"
Mama yg ketiduran di ruang tengah hanya krn menunggu terlalu lama anak sulungnya pulang malam.
Mama yang setiap pagi buta bangun untuk menyiapkan motor yg akan kugunakan.
Mama yang duduk menungguku dengan mukenanya ketika aku pulang larut malam tanpa kabar.
Mama pasti yg kesulitan mengurus 3 anak sendirian.
Mama pasti kesepian melihat anak sulungnya tidak pernah diam dirumah bahkan sabtu minggu, atau hari libur.
Mama yg pernah bilang "Kamu udah jarang nginep kaaann akhirnya. Mama tau, kamu pasti kembali di rumah ini"
Mama yang berencana beli rumah di dekat rumah mantanku ketika ia mengira aku akan langgeng berpacaran dan menikah.
Mama yg selalu mengalah setiap pertengkaran.
Mama orang yang malu mengungkapkan perasaan sayangnya.
Mama orang yang takut mengungkapkan perasaan khawatirnya.
Karena anaknya lebih galak darinya.
Karena anaknya kadang tak peduli bahaya.
Karena anaknya begitu kurang ajar, menghiraukan perasaan khawatirmu.
Pasti sulit punya anak seperti ini ma. .
Maaf aku yang tidak pernah mampu memprioritaskanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar