warna warni

warna warni

Sabtu, 19 Oktober 2013

It's about you, Mama



Sesekali aku ingin menulis tentang mama,
Tapi kemudian tiba-tiba tertahan karna aku marah padanya,
Sesekali aku ingin bercerita tentang mama,
Tapi kemudian aku merasa marah dan dikecewakan olehnya.


Mama itu sebenarnya wanita yang hebat, tanpa seorang suami yang mendampinginya selama 6 tahun belakangan ini, ia mampu menghidupi ketiga anaknya sendirian, banting tulang. Kalo aku boleh milih, aku lebih memilih mama yang tinggal dirumah mendidik anak-anaknya, tapi nasib tidak berjalan sesuai yang aku mau, mama harus tetap mengajar dan mendidik siswa-siswa di sekolahan selama 8 jam.


Aku sempat membencinya, mama pernah menyuruh aku berjualan di sekolah, mama pernah mendaftarkan aku untuk mendapatkan beasiswa untuk anak-anak tidak mampu di sekolahan, padahal menurutku mama masih mampu untuk membayar sekolah ku tanpa beasiswa seperti itu, aku gengsi sebenernya, mama pernah melarangku bersekolah di tempat yang aku mau karena masalah uang, dua kali aku merasakan itu, tapi adikku bisa bersekolah ditempat yang dia suka. Aku sempat membencinya, terlebih lagi ketika aku sudah menurut dengan yang dia perintahkan, ketika aku selalu berusaha untuk bekerja sama dan membantunya untuk mengurangi bebannya, tapi dia masih berkata “Kalo kamu mau tau, kamu itu kaya si Om, yang tukang ngebantah, ga mau nurut sama orang tua”. Kaya diserang petir di siang bolong, aku menangis dalam hati, “Aku hanya ingin jadi anak baik Ya Allah, aku selalu menuruti perintah mama, aku selalu berusaha membahagiakan mama. Ridho Mu adalah Ridho orang tua, apa itu masih berlaku di sini Ya Allah, apa aku tidak engkau ridhoi selama ini ya Allah”, rintih ku dalam hati.


Setelah kejadian itu aku mencoba balas dendam kepada mama, aku selalu menceritakan ke adik-adikku tentang aku yang pernah berjualan maksudnya sih sekalian biar adik-adikku itu semangat belajar (alhasil si awa sekarang malah jualan dengan inisiatif sendiri, ngejual-jualin hasil gambarnya dia yang amburadul ke temen-temen sekelasnya #SalahTanggap). Aku selalu menyinggung-nyinggung masalah universitas yang aku ingin tapi tidak diperbolehkan karna masalah uang lagi. Aku selalu mengeluh “Males kuliah ditempat sekarang, ga ada semangatnya, biasa aja”. Setelah aku bilang gitu mama selalu memberiku kata-kata semangat dan kesabaran, kemudian keluar rumah dan duduk di teras rumah kemudian bersenandung. Iya aneh, mama selalu keluar rumah setiap aku menyinggung hal-hal itu.


Suatu hari pernah aku menyinggungnya lagi, kemudian mama pergi ke teras rumah, kali ini aku ikuti mama ke teras rumah terus basa basi nanya “lagi apa ma?”.
Tangannya menyentuh matanya dengan cepat seperti menghapus sesuatu di ujung-ujung matanya, kemudian menoleh dan berkata “tadi kayanya mama denger suara tukang roti, mama pengen beli”. Ada air yang menggenang, tertahan di kedua bola matanya. Aku merintih dalam hati, aku merasa bersalah, jadi selama ini dia menangis setiap ku singgung hal itu. Aku pikir mama tidak memperdulikan aku, aku pikir mama tidak pernah merasa bersalah. Aku semakin merasa bersalah…..


Aku tidak pernah menyinggung-nyinggung lagi setelah itu, masalah yang lalu-lalu mungkin sebenernya itu salah ku, yang terlalu mempercayai makhluk, sehingga aku melakukan kebaikan supaya dilihat baik oleh makhluk Allah. Ketika hasilnya ternyata tidak seperti yang aku harapkan, sakit hatilah. Memang itu salah ku, memang aku yang kurang berbakti dan tidak menyadarinya.


Semoga ada perubahan dalam diri ini.. Amin Ya Rabb..


Sekarang mama jauh lebih hebat dari yang dulu, lebih pengertian dari mama yang dulu, lebih sabar dari yang dulu, Semoga mama selalu diberikan rizki yang diridhoi Allah, kebahagiaan di dunia dan di akhirat, selalu diberikan perlindungan, kesehatan dan umur yang panjang. Amin Ya Rabb…

Minggu, 13 Oktober 2013

POLA PIKIR



Lemah, menye-menye, cinta-cintaan mulu, itu pola pikir yang sedang dibentuk di jaman sekarang ini, lewat film-film yang ceritanya yah begitu-begitu aja, pemerannya yah meranin begitu-begitu aja. Liat aja ftv, yang hampir tiap kali nonton kita tau endingnya gimana, sama siapa akhirnya jadiannya. Atau ada drama laga di salah satu stasiun tv yang ada naga-naganya, pada akhirnya mah cuman merebut seorang putri yang ditawan oleh salah seorang keluarganya yang jahat.


Apalagi perempuan, yang gampang banget kerasukan serial-serial drama kaya gitu, macam drama korea, drama kolosal, dll. Bukannya gw mau melarang nonton begituan sih, gw jg termasuk orang yang suka nonton film drama, tapi gw jadi kepikiran aja, pola pikir remaja jaman sekarang ga jauh beda sama film yang ditonton, dan mayoritas film sekarang kan film drama yang cinta-cintaan terus, jadi pola pikirnya yah cinta-cintaan terus. Harus di filter.


Beda lagi kalo dikasih liat film kenyataan jaman baheula (kalo ada filmnya) mungkin bisa merubah pola pikirnya, minimal bakal muncul pertanyaan ada yang salah nih di jaman ini, kok jaman dulu kaya gitu banget yah?


Gw baru baca tentang salah seorang pahlawan perempuan yang berjuang melawan belanda di Aceh, siapa coba? Bukan, Cut Nyak Dien, tapi dia Keumalahayati. Yang setelah ditinggal mati syahid oleh suaminya, dia memohon kepada Sultan yang memerintah saat itu untuk dibentuk pasukan yang terdiri dari janda-janda yang ditinggal mati syahid oleh para suaminya ketika melawan belanda, mempertahankan Islam. Janda loh, bukan remaja, bukan juga janda kembang, tapi janda-janda mujahid yang siap membela Islam sampai mati, Islam? Beneran nih? Silahkan cari sumber atau referensi lainnya. Dialah pembunuh Cornelis de Houtman dalam perang satu lawan satu, dengan menusukkan roncengnya.


Gw baca cerita itu, langsung merinding (Janda macam apa dia?), setelah ada pembahasan pun, gw sempet menahan air mata, apa atuh gw mah, cuman butiran debu, ga seberapa dengan perjuangan wanita jaman dulu dalam mempertahankan Islam, menegakkan aturan Allah, karena sungguh hanya aturan-Nya lah yang berhak tegak di dunia.


Apa harus yah putri-putri kecantikan itu, Miss World itu ditanyain siapa pahlawan wanita yang jadi tokoh inspirasi dalam emansipasi wanita, pasti jawabannya Kartini -______-
Kadang gw bertanya2 loh kenapa yah Ibu Kartini doang yang ada tanggal peringatannya, kenapa Cut Nyak Dien ga ada, padahal kan dia laksamana perang yang mengorbankan jiwa raganya dalam berjuang, bukan hanya idenya saja.


Pola pikir, iya, pola pikir itu yang berusaha diubah, bahwa dulu Indonesia adalah pejuang-pejuang bukan hanya masalah cinta, nikah dan halal. Lebih dari itu. Akhirnya pola pikir itu menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan, parahnya lagi generasi muda yang harusnya identik dengan pergerakan, di matikan oleh pola pikir menye-menye itu.


Itulah kenapa kita perlu belajar sejarah, salah satunya untuk penyemangat, kemudian untuk dijadikan contoh dan untuk memprediksikan masa depan. Lihat pada Al-Qur’an yang 2/3 isinya adalah sejarah orang-orang terdahulu. Kenapa Allah memberikan ayat-ayat sejarah seperti itu? kenapa Muhammad S.A.W diberikan wahyu yang seperti itu? Dan kenapa kita diberikan pedoman seperti itu? Jawabannya tidak lain untuk dijadikan contoh sikap yang harus kita ambil dalam hidup. Dijadikan pelajaran dan pedoman hidup agar tidak tersesat dari jalan-Nya.