warna warni

warna warni

Minggu, 07 Juli 2013

Gerak

Gerak, Gerak itu dinamis dan diam itu statis, biasanya kita kalo denger kata gerak ingetnya pasti ke perubahan arah benda, yoooo man, emang gerak itu untuk mengubah arah benda.

Hukum I Newton mengatakan : benda akan tetap bergerak atau diam apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan 0.

Gw dulu anak IPA sih, tapi gw baru denger tentang penjelasan si Newton ini (Selama SMA ga tau gw kemana aja yah, sampe beginian aja gatau), nah karena ga tau, akhirnya gw tanya ade gw. Kata ade gw penjelasannya begini:

Lala : "Posisinya kaya bola pas lagi tendangan pinalti kan bolanya lagi diem, bola diem itu resultannya 0, karena ga ada gaya apa-apa makanya diem"

Gw : (manggut-manggut) "Resultan itu apa ?"

Lala : "Resultan itu jumlah gaya"

Gw : "Oh, jadi bola diem itu karena jumlah gaya yang ada sama dengan nol"

Lala : "Iya"

Gw : "terus kenapa kata si Newton bilang untuk bergerak juga jumlah gayanya harus sama dengan nol? kan tadi kalo sama dengan nol bendanya diem"

Lala : "Kalo yang ini beda lagi, contohnya kaya orang lagi terjun payung dari pesawat, tapi kenapa pas terjun payung dia ga naik ke atas padahal ada angin yang bisa bawa dia ke atas, malah terjun teruuuus ke bawah"

Gw : "Kenapa?"

Lala : "Misalkan gini gayanya si angin 50 Newton untuk ngangkat si orang yang lagi terjun payung, tapi ternyata gaya berat badannya si orang ini juga 50 Newton jadi jumlah gayanya kan ke atas 50, ke bawah 50, karena gayanya berlawanan arah jadi dikurangin, jadi 50 dikurangi 50 sama dengan 0."

Gw : "Terus, kenapa si orang itu ga ngambang aja di awan? kalo gayanya sama dengan 0, kan berarti dia diem."

Lala : "Haduh nih orang di SMA belajar apa aja sih kaya gitu aja nanya, justru itu katanya si Newton ternyata benda tetep bisa bergerak kalo jumlah gayanya nol."

Gw hanya bisa ber-oh panjang dalam hati, sambil mengumpulkan banyak pertanyaan di kepala. Pokonya gw ga ngerti sama penjelasan itu kecuali bola diem berarti ga ada gaya yang menggerakkannya, orang terjun payung kalo beratnya sama kaya gaya si angin berarti dia bisa terjun payung ke bawah, tapi kalo beratnya lebih ringan dari gaya si angin si orang itu bisa terbang ke bawa angin sampai surgaaaaa o:)

Di akhir penjelasannya ade gw, gw belum ngerti juga sampe akhirnya kita debat dan ujung-ujungnya si lala pun bingung sendiri. Sekarang kita tinggalkan perdebatan tentang gerak pada mata pelajaran fisika itu, terlalu rumit hehehe. Gw sekarang pengen nyeritain gerak-gerak yang lain aja :D

Abis baca salah satu buku yang bikin semangat, dan sampailah gw pada halaman yang menceritakan tentang suatu gerak, karena kata-katanya bagus, akhirnya gw memutuskan untuk mengutipnya di blog gw ini. Karena menurut gw kata-katanya bikin kita semangat untuk bergerak.

Bergerak itu dinamis, diam itu statis. Bergerak adalah kehidupan, sedangkan diam adalah kematian. Gerak adalah permulaan sedangkan diam adalah akhir.

Gerak bisa merubah arah benda dan mencapai tujuan. Mengingat sekilas ke zaman Rasulullah dan para sahabat ketika dulu dimana mereka terus berjuang menyeru manusa ke jalan keselamatan. Yap, itulah merubah arah, merubah arah jalan manusia ketika masa itu. Karena sebuah pergerakan para pejuang. Islam dapat tersebar ke seantero Jazirah hingga akhirnya menyentuh seluruh pelosok bumi. Para pejuang dakwah itu membuka banyak wilayah baru, membuka hati, mengajak manusia ke jalan tauhid, dan menghancurkan kejahatan dan kemungkaran, serta menggiring umat menuju surga.

Dengan bergerak mereka sesungguhnya telah menyalakan cahaya di tengah kegelapan.

Imam al-Syafi’i mengibaratkan diam seperti air yang tidak mengalir sehingga akhirnya menjadi keruh :
“Aku melihat diamnya air akhirnya merusak dirinya
Air berikan kebaikan ketika bergerak, tidak saat diam
Andai singa tak meninggalkan sarang, ia tak kan dapat makanan
Jika anak panah tak tinggalkan busur, ia tak kan mencapai sasaran
Dan seandainya matahari berdiam, menetap pada poros selamanya,
Tentu saja masyarakat Arab dan yang lain akan bosan dibuatnya”

Ada benarnya jika ada yang mengatakan psikologi terbaik adalah seorang da’i. Karena seorang da’i ketika berdakwah/menyampaikan menggunakan bahasa kaumnya. Maksudnya bukan berarti orang berbahasa Indonesia dengan orang berbahasa Indonesia. Bukan pula orang berbahasa Sunda dengan orang berbahasa Sunda, tidak selalu begitu. Hmmm.. gw ga bisa ngejelasin maksudnya langsung, karena gw bukan ahli menjelaskan. Pun ketika gw bertanya tentang maksud dari kata menggunakan bahasa masing-masing kepada seorang da’i, beliau hanya menceritakan kisah berikut :

Ada seorang badui datang menghadap Rasul untuk masuk Islam, setelah badui itu masuk Islam, Badui itu bertanya “Ya Rasul, apa yang harus saya lakukan setelah masuk Islam?”
Rasul menjawab, “Solat 5 waktu”.
Kemudian ada seorang pemabuk yang ingin masuk Islam dan bertaubat, setelah pemabuk itu masuk Islam, ia bertanya “Ya Rasul, apa yang harus saya kerjakan?”
Rasul menjawab, “Jangan berbohong”.
Di lain hari Rasul bertemu dengan pemabuk itu, kemudian bertanya kepadanya “Apakah kamu masih mabuk?”
Karena diperintahkan tidak berbohong ia menjawab sejujurnya “Ya, masih”, kemudian Rasul bertanya kembali “Apakah kamu sudah solat?”, pemabuk itu pun menjawab dengan sejujurnya “Belum”.
Setiap Rasul bertemu dengan pemabuk itu, beliau selalu bertanya seperti itu, hingga si pemabuk merubah dirinya (mungkin karena malu ditanya terus hehehe).

Nah, itu lah maksud dari kata sampaikalah dengan bahasa kaum mu.

Ada benarnya jika ada yang mengatakan psikologi terbaik adalah seorang da’i. Seorang da’i yang cerdik pasti tahu, dari bagian mana ia harus masuk dan menyentuh hati umat. Senyum dan keramahan harus selalu terpencar dari wajah dan sosok setiap dai.


Allah berfirman :
“Maka, disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan kasar, tentu mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan meeka dalam urusan itu. Kemudiann apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tawakal kepada-Nya” (Ali-Imran : 159).

“Seseorang yang arif tidak akan menyuruh orang lain untuk meninggalkan dunia, karena mereka tidak akan mampu meninggalkannya. Tetapi, ia akan menyuruh mereka meninggalkan dosa selama tinggal di dunia. Meninggalkan dunia merupakan keutamaan, sedangkan meninggalkan dosa merupakan kewajiban. Bagaimana mungkin seseorang disuruh menjalani keutamaan, tetapi ia belum menjalankan kewajiban.

Jika mereka kesulitan meninggalkan dosa, berusahalah sekeras mungkin untuk mencintai Allah Swt. Caranya adalah dengan mengingatkan mereka kepada kenikmatan, kebaikan, kesempurnaan, dan keagungan-Nya. Pada dasarnya, dan menurut fitrahnya, hati manusia cenderung untuk mencintai Allah. Jika sudah mencintai-Nya, niscaya ia akan merasa mudah untuk meninggalkan dosa.” (Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah).

Berdakwah bukan hanya menyampaikan tapi juga mengajak kepada jalan Allah, kepada kebaikan. Bergerak untuk mengarahkan kepada jalan Allah, bagaimana mungkin seseorang bisa bergerak meninggalkan dunia jika tidak bisa bergerak meninggalkan perbuatan dosa terlebih dahulu, bagaimana seseorang dapat bergerak meninggalkan perbuatan dosa jika tidak ingat akan kecintaan terhadap Allah.


Iya yah, gimana bisa kita ngasih tau orang “Jangan pacaran, pacaran itu dosa”,  “Jangan tinggalin sholat, dosa”, “Pake kerudung supaya nutupin aurat”, sedangkan kita tidak mengingatkan akan nikmat dan segala kebaikan yang telah diberikan oleh Allah atau malah lebih banyak menyindir mereka daripada mengajak mereka untuk lebih mencintai Allah dari pada cowo/cewe nya. hahaha (sama aja nyindir ini mah).

Akhir kata gw pengen sharing pengalaman aja, bahagia banget bisa ngejomblo sampe sekarang (bahagia karena gw tau pacaran itu salah, jadi bahagia aja bisa ninggalin yang salah), padahal yang namanya pacaran itu jelas bikin ketagihan, karna orang bilang jatuh cinta itu indah, haha, meskipun kita punya niat yang kuat untuk merubah diri, kembali ke jalan yang benar, tapi kalo lingkungannya ga mendukung, bisa terjerumus lagi, apalagi tanpa tuntunan/bimbingan, tapi pada akhirnya Allah membimbing dan memberikan pemahaman baik ke gw melalui teteh-teteh, tanpa paksaan, tanpa sindiran, hanya diberikan pemahaman yang baik, dan rasa malu muncul dengan sendirinya. Mungkin itu yah yg harus di kembangkan rasa malu terhadap Allah.

Semoga gw tetep istiqomah :) mohon doanya para pembaca yang budiman :)
Maaf kalo isinya ga nyambung sama judul :D
Bergeraklah kepada jalan Tuhan mu.

Kutipan dan Inspirasi dari : “Sahabat-Wanita Rasulullah, Kisah Hidup Muslimah Generasi Pertama”

4 komentar:

  1. pacaran emg dosa ndry mereka tau kok (yang pacaran itu) tapi mereka sebenernya lagi ngigau jadi ga sadar lagi berbuat dosa hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ma mereka ga sadar dan ngrasa nyaman-nyaman aja krn lingkungannya yg udah begini, kasian,ma harus dituntun

      Hapus
    2. dan gue pun jadikesel sama temen2 gue yang seperti itu, diajak bener syusaahh bgt -_-

      Hapus
    3. emang ma.. :)
      jangankan kita , Nabi-nabi aja waktu dakwah untuk menjauhi kemaksiatan cuman sedikit yang mau ikut , kaya Nabi Nuh, Luth, Isa, Muhammad juga :)
      Maka. yg benar itu biasanya minoritas hehehe

      “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”

      [QS.al-An'am/6: 116]
      mudah-mudahan ayatnya bener :)

      Hapus