warna warni

warna warni

Jumat, 20 Desember 2013

Adik Pertama

Akhirnya gw nulis lagi yeay! hehehe, sebenernya ini tulisan ga penting juga kaya tulisan-tulisan yang sebelumnya, pokonya gw nulis cuman untuk mencurahkan hati, ngisi waktu luang, ngomongin orang :P. Ditulisan kali ini gw mau ngomongin ade gw, si lala.

Akhir-akhir ini ade gw, si lala mulai merintis bisnisnya sebagai member o*i*la*me haha. Sebenernya dulu gw pernah sempet jadi member itu, dan si lala ini seneng banget, soalnya dia seneng banget sama produk kecantikan, tapi akhirnya gw ga nerusin bisnis ini karna bisa dibilang gw ini pemales, dan setelah beberapa bulan gw berhenti, akhirnya sekarang dia yang berbisnis. Entah kenapa dia itu selalu bisa melakukan segalanya lebih baik dari gw, contoh kecilnya aja, dari bisnis ini, dia ngelakuinnya rapih banget, gw rasa dia bakal naik level kalo nerusin bisnis produk kecantikan ini.

Tapi anehnya dia juga suka nanya saran ke  gw, mungkin karna gw dulu pernah berbisnis duluan kali yah.. jadi merasa berguna deh jadi kaka :D hehe bisa sharing pengalaman sama ade sendiri meskipun ga begitu banyak. Dia nih lucu, kadang suka tiba-tiba datang ke kamar gw terus ujug-ujug cerita aja tentang temennya, sekolahnya,  tentang bisnisnya ini juga, jadi ngerasa kaya konsultan hidupnya dia hehe.

Gw jadi keingetan waktu jaman dulu waktu gw masih sma kelas 1 dan dia smp, dia tuh kuper banget, dan alay sekali pemirsah, kalo gw ngecek hapenya, di list music nya itu  cuman ada lagu-lagu dari 1 band yaitu kanjen band. Prihatin banget kan ade gw.. terus dari situ gw mulai kenalin dia sama lagu-lagunya Christian bautista, simple plan, linking park, sheila on seven, peterpan (waktu namanya belum ganti), pokonya gw kenalin lagu-lagu yang enakeun, dan alhasil jadilah dia anak yang terlepas kealayan dalam mendengarkan musik.

Kuper dia bukan cuman itu aja, tapi dalam hal tekhnologi juga, terus gw ajarin ke dia caranya ke warnet, pake komputer di warnet, bikin Friendster (dulu belum ada facebook dan twitter), cara pake Friendster dll. Sebenernya dulu jg gw ga terlalu canggih, dan gw juga alay, tapi sebagai kakak yang baik ehem.. gw ajarin ade gw apa yang gw bisa. Alhasil dia bisa terlepas dari kealayannya sejak lama, sedangkan gw baru bisa terlepas dari kealayan baru-baru ini *dia bisa ngelakuin segalanya lebih baik -,-*.  Dalam hal penggunaan sosial media dia lebih canggih, temennya lebih banyak -_____- #GaPenting #Skip

Si lala pernah bilang gini, “Ya, kalo misalkan aku ga punya kaka, sampe sekarang aku bakal alay kaya dulu yah, suka nya lagu-lagu kangen band, ga tau sosial media, Friendster, facebook, twitter, kasian amat yah si awa (ade gw yang lain), bisa jadi dia kebawa alay gara-gara akunya juga alay” dan  gw cuman bisa ketawa. Gw jadi merasa berguna sebagai kakak. .
 
 namanya ade pasti butuh panutan dari kakanya yah :)b
jadi pengen punya kakak hohoho.



 

Sabtu, 19 Oktober 2013

It's about you, Mama



Sesekali aku ingin menulis tentang mama,
Tapi kemudian tiba-tiba tertahan karna aku marah padanya,
Sesekali aku ingin bercerita tentang mama,
Tapi kemudian aku merasa marah dan dikecewakan olehnya.


Mama itu sebenarnya wanita yang hebat, tanpa seorang suami yang mendampinginya selama 6 tahun belakangan ini, ia mampu menghidupi ketiga anaknya sendirian, banting tulang. Kalo aku boleh milih, aku lebih memilih mama yang tinggal dirumah mendidik anak-anaknya, tapi nasib tidak berjalan sesuai yang aku mau, mama harus tetap mengajar dan mendidik siswa-siswa di sekolahan selama 8 jam.


Aku sempat membencinya, mama pernah menyuruh aku berjualan di sekolah, mama pernah mendaftarkan aku untuk mendapatkan beasiswa untuk anak-anak tidak mampu di sekolahan, padahal menurutku mama masih mampu untuk membayar sekolah ku tanpa beasiswa seperti itu, aku gengsi sebenernya, mama pernah melarangku bersekolah di tempat yang aku mau karena masalah uang, dua kali aku merasakan itu, tapi adikku bisa bersekolah ditempat yang dia suka. Aku sempat membencinya, terlebih lagi ketika aku sudah menurut dengan yang dia perintahkan, ketika aku selalu berusaha untuk bekerja sama dan membantunya untuk mengurangi bebannya, tapi dia masih berkata “Kalo kamu mau tau, kamu itu kaya si Om, yang tukang ngebantah, ga mau nurut sama orang tua”. Kaya diserang petir di siang bolong, aku menangis dalam hati, “Aku hanya ingin jadi anak baik Ya Allah, aku selalu menuruti perintah mama, aku selalu berusaha membahagiakan mama. Ridho Mu adalah Ridho orang tua, apa itu masih berlaku di sini Ya Allah, apa aku tidak engkau ridhoi selama ini ya Allah”, rintih ku dalam hati.


Setelah kejadian itu aku mencoba balas dendam kepada mama, aku selalu menceritakan ke adik-adikku tentang aku yang pernah berjualan maksudnya sih sekalian biar adik-adikku itu semangat belajar (alhasil si awa sekarang malah jualan dengan inisiatif sendiri, ngejual-jualin hasil gambarnya dia yang amburadul ke temen-temen sekelasnya #SalahTanggap). Aku selalu menyinggung-nyinggung masalah universitas yang aku ingin tapi tidak diperbolehkan karna masalah uang lagi. Aku selalu mengeluh “Males kuliah ditempat sekarang, ga ada semangatnya, biasa aja”. Setelah aku bilang gitu mama selalu memberiku kata-kata semangat dan kesabaran, kemudian keluar rumah dan duduk di teras rumah kemudian bersenandung. Iya aneh, mama selalu keluar rumah setiap aku menyinggung hal-hal itu.


Suatu hari pernah aku menyinggungnya lagi, kemudian mama pergi ke teras rumah, kali ini aku ikuti mama ke teras rumah terus basa basi nanya “lagi apa ma?”.
Tangannya menyentuh matanya dengan cepat seperti menghapus sesuatu di ujung-ujung matanya, kemudian menoleh dan berkata “tadi kayanya mama denger suara tukang roti, mama pengen beli”. Ada air yang menggenang, tertahan di kedua bola matanya. Aku merintih dalam hati, aku merasa bersalah, jadi selama ini dia menangis setiap ku singgung hal itu. Aku pikir mama tidak memperdulikan aku, aku pikir mama tidak pernah merasa bersalah. Aku semakin merasa bersalah…..


Aku tidak pernah menyinggung-nyinggung lagi setelah itu, masalah yang lalu-lalu mungkin sebenernya itu salah ku, yang terlalu mempercayai makhluk, sehingga aku melakukan kebaikan supaya dilihat baik oleh makhluk Allah. Ketika hasilnya ternyata tidak seperti yang aku harapkan, sakit hatilah. Memang itu salah ku, memang aku yang kurang berbakti dan tidak menyadarinya.


Semoga ada perubahan dalam diri ini.. Amin Ya Rabb..


Sekarang mama jauh lebih hebat dari yang dulu, lebih pengertian dari mama yang dulu, lebih sabar dari yang dulu, Semoga mama selalu diberikan rizki yang diridhoi Allah, kebahagiaan di dunia dan di akhirat, selalu diberikan perlindungan, kesehatan dan umur yang panjang. Amin Ya Rabb…

Minggu, 13 Oktober 2013

POLA PIKIR



Lemah, menye-menye, cinta-cintaan mulu, itu pola pikir yang sedang dibentuk di jaman sekarang ini, lewat film-film yang ceritanya yah begitu-begitu aja, pemerannya yah meranin begitu-begitu aja. Liat aja ftv, yang hampir tiap kali nonton kita tau endingnya gimana, sama siapa akhirnya jadiannya. Atau ada drama laga di salah satu stasiun tv yang ada naga-naganya, pada akhirnya mah cuman merebut seorang putri yang ditawan oleh salah seorang keluarganya yang jahat.


Apalagi perempuan, yang gampang banget kerasukan serial-serial drama kaya gitu, macam drama korea, drama kolosal, dll. Bukannya gw mau melarang nonton begituan sih, gw jg termasuk orang yang suka nonton film drama, tapi gw jadi kepikiran aja, pola pikir remaja jaman sekarang ga jauh beda sama film yang ditonton, dan mayoritas film sekarang kan film drama yang cinta-cintaan terus, jadi pola pikirnya yah cinta-cintaan terus. Harus di filter.


Beda lagi kalo dikasih liat film kenyataan jaman baheula (kalo ada filmnya) mungkin bisa merubah pola pikirnya, minimal bakal muncul pertanyaan ada yang salah nih di jaman ini, kok jaman dulu kaya gitu banget yah?


Gw baru baca tentang salah seorang pahlawan perempuan yang berjuang melawan belanda di Aceh, siapa coba? Bukan, Cut Nyak Dien, tapi dia Keumalahayati. Yang setelah ditinggal mati syahid oleh suaminya, dia memohon kepada Sultan yang memerintah saat itu untuk dibentuk pasukan yang terdiri dari janda-janda yang ditinggal mati syahid oleh para suaminya ketika melawan belanda, mempertahankan Islam. Janda loh, bukan remaja, bukan juga janda kembang, tapi janda-janda mujahid yang siap membela Islam sampai mati, Islam? Beneran nih? Silahkan cari sumber atau referensi lainnya. Dialah pembunuh Cornelis de Houtman dalam perang satu lawan satu, dengan menusukkan roncengnya.


Gw baca cerita itu, langsung merinding (Janda macam apa dia?), setelah ada pembahasan pun, gw sempet menahan air mata, apa atuh gw mah, cuman butiran debu, ga seberapa dengan perjuangan wanita jaman dulu dalam mempertahankan Islam, menegakkan aturan Allah, karena sungguh hanya aturan-Nya lah yang berhak tegak di dunia.


Apa harus yah putri-putri kecantikan itu, Miss World itu ditanyain siapa pahlawan wanita yang jadi tokoh inspirasi dalam emansipasi wanita, pasti jawabannya Kartini -______-
Kadang gw bertanya2 loh kenapa yah Ibu Kartini doang yang ada tanggal peringatannya, kenapa Cut Nyak Dien ga ada, padahal kan dia laksamana perang yang mengorbankan jiwa raganya dalam berjuang, bukan hanya idenya saja.


Pola pikir, iya, pola pikir itu yang berusaha diubah, bahwa dulu Indonesia adalah pejuang-pejuang bukan hanya masalah cinta, nikah dan halal. Lebih dari itu. Akhirnya pola pikir itu menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan, parahnya lagi generasi muda yang harusnya identik dengan pergerakan, di matikan oleh pola pikir menye-menye itu.


Itulah kenapa kita perlu belajar sejarah, salah satunya untuk penyemangat, kemudian untuk dijadikan contoh dan untuk memprediksikan masa depan. Lihat pada Al-Qur’an yang 2/3 isinya adalah sejarah orang-orang terdahulu. Kenapa Allah memberikan ayat-ayat sejarah seperti itu? kenapa Muhammad S.A.W diberikan wahyu yang seperti itu? Dan kenapa kita diberikan pedoman seperti itu? Jawabannya tidak lain untuk dijadikan contoh sikap yang harus kita ambil dalam hidup. Dijadikan pelajaran dan pedoman hidup agar tidak tersesat dari jalan-Nya.

Minggu, 15 September 2013

Papa Lagi !!



Septembeeeeeer.. buat gw pribadi ini bulan yang wah, bulan gw berjanji untuk bertransformasi dan siap  (baca: dipaksa) untuk dibimbing. Hehehe
Dan gw rasa kalo si papa masih hidup, bulan ini juga bakal jadi bulan yang istimewa buat si papa sama si mama, karena komitmen sebagai suami istri itu diucapkan di bulan ini.
Tapi di tulisan kali ini gw bukan mau cerita itu, gw cuman mau ceritain si papa. Tadinya sih gw pengen ceritain papa dalam cerita versi sedih, dan menggambarkan beliau sebagai sosok yang bijaksana yang berlaku adil pada anak-anaknya. Sekali gw nyoba nulis kata pertama, kalimat pertama, paragraf pertama, tapi gagal selanjutnya, gw hapus lagi tulisan-tulisan gw. Dua kali gw ngulang hal yang sama dan gagal juga, sampe akhirnya gw ga nulis-nulis blog lagi hehe. Nah sekarang gw mau nulis versi apa adanya, dengan keterbatasan gw dalam hal menulis.


Oke, ini tulisan emang ga penting, karena ini semua ga ada hubungannya dalam mendidik anak yang baik, ga ada hubungannya dengan ilmu mungkin, ini semua pure tentang keanehan si papa. Kalo ada yang mikir gw bijaksana karena si papa yang mendidik gw dengan kebijaksanaan itu jelas fitnah, liat gw, ga ada bijak-bijaknya gw mah, tapi kalo ada yang bilang gw lebay karena turunan, itu baru bener.


Si papa ini lebay saudara-saudara, pernah suatu hari dia berdiri di bawah lubang atap rumah kami yang dijadiin sebagai tempat masuk matahari. BAYANGIN !! Dia berdiri di situ sambil disinari cahaya matahari kemudian membentangkan kedua tangannya, mendongakan kepalanya ke atas sambil bilang “Wahai Malaikat, ambilah jiwaku menuju surga”. Gw dan ade gw yang waktu itu masih kecil ketawa ngakak ngeliat bokap gw kaya gitu, apa juga maksudnya ngelakuin hal kaya gitu. Gatau lah si papa ini seneng banget iseng, bikin orang ketawa.


Awalnya si papa ini susah syekali di suruh sholat, malah ngaji pun dia ga bisa. Tapi setelah perusahaan tempat papa kerja bangkrut, dia jadi punya banyak waktu untuk kumpul sama bapak-bapak di sekitar perumahan sini, sering ngumpul sama orang masjid, tiap sholat maghrib, isya, subuh dia pasti ke masjid. Pernah si papa diajakin ngaji sama temen-temennya di masjid, tapi dia menghindar bilangnya malu takut salah baca. Hahahaha. Sampe rumah si papa minta ke si mama diajarin baca qur’an dimulai dari iqro 1.


Pernah juga waktu gw masih smp, gw sering banget ngelaksanain sholat sunah, dhuha, tahajud, fajar, qobliyah, ba’diyah. Terus suatu hari gw sakit gitu. Dengan entengnya si papa bilang “Makanya, kalo ibadah jangan keterlaluan, jangan berlebihan jadi sakit gitu deh, kaya papa nih, yang wajibnya aja, sunah nya ga usah tiap hari”. Gw yang waktu itu merasa paling bener, bersungut-sungut kalo sakit gw ini bukan karna gw ngerjain solat sunah .___. Tapi si papa kayanya puas banget ngeledekin gw.
Beberapa hari kemudian gantian si papa yang sakit dan inilah waktunya pembalasan dari gw “Makanya pa, kalo ibadah itu jangan setengah-setengah, jangan tanggung-tanggung, jadi sakit deh”, diakhiri dengan suara ketawa si mama. Puas banget deh, karna gw ngerasa score udah seri.


Kalo di jaman itu udah ada yang namanya kata “lebay” mungkin bakal sering gw keluarin kali hehe. Untungnya belum ada.
Menurut si papa adil itu memberikan hak yang sama. Jadi ketika ade gw dibeliin mainan, gw juga dibeliin mainan yang sama, pun dengan baju, sepatu, makanan, buku bacaan. Papa ini terlalu loyal, ga mikirin untung atau ruginya kalo ngeluarin uang banyak -___-
Pernah suatu pagi gw mau pake sepatu untuk berangkat sekolah, pas lagi masukin kaki, gw ngerasa ada yang ngeganjel di dalem sepatu itu, gw keluarinlah “sesuatu” yang bikin kaki gw ga nyaman, ternyata permisa itu adalah kodok, iya gw nyomot kodok dari dalem sepatu. Teriaklah gw, nangis kejer. Dan si papa cuman ketawa ngeliat gw nangis. Malemnya gw disindir-sindir “Tadi pagi sebelum berangkat sekolah ada anak nangis megang kodok loh”. Iya tau, itu gueh !


Eh iya papa jg pernah milih bolos kerja dan memilih untuk jadi tukang ojek selama dua hari. Waktu itu soalnya angkot-angkot bantar kambing pada demo, jadilah si papa mengambil kesempatan itu untuk ngojeg, katanya untungnya lebih besar daripada berangkat kerja *tepok jidat*.


Jadi si papa ini loyal, ga bisa serius, tapi tukang marah, humoris dan lebay. Hehe, tapi gw ogah kalo punya suami kaya gitu ah ~~ *durhaka*.


Sebelum si papa meninggal, pas lagi sakit-sakitnya dia bilang gini ke gw, “Nanti kalo papa udah bisa jalan lagi, kita sholat berjamaah yah, di masjid, berdua aja, papa jadi imamnya, kamu jadi ma’mum nya” T.T
Ceurik deuh ieu, ceurik urang…


Gw menarik napas panjang, menghembuskan perlahan kemudian tersenyum. Sampe nanti pa!