warna warni

warna warni

Senin, 20 November 2017

Marah lagi

Akhir cawu ditambah tanggung bulan bikin gw harus menghadapi muka-muka pusing dengan dua alasan berbeda sekaligus.. beda ? iya beda.. yang satu muka pusing karena target belum terpenuhi di akhir cawu, yang satu muka pusing ga punya duit di akhir bulan.
Dua-duanya sama-sama bisa meledak dari muka pusing jadi muncul kalimat-kalimat baper yang tak terduga.

Terus dimana gw ? termasuk yang mana gw ? yang pusing karena akhir cawu atau yang pusing karena tanggung bulan ? hahahaha

Ibarat cerita, gw mah orang ketiga serba cuek, berasa ga punya tanggung jawab.
Target ? percuma syekali, orang kaya gw di target. Mau ditarget begitu, mau ga di target juga begitu, huuuuufh.. kalo kata bahasa Qur’an mah, “mau kalian berbuat baik atau tidak, ia tetap menjulurkan lidahnya”. Anjing dong.. Astaghfirullah.. Ya Allah Gusti..

Cuman gara-gara gw udah mau mendekati kematian aja nih, persiapan menjemput mati (anggaplah begitu) demi ngelahirin dua bayi lucu, akhirnya gw target ibadah, “Ayo lebih produktif, ndri. Nanti kalo beneran mati besok mau gimana”. Lebay yah.. sengaja, biar apa ? biar gw pada akhirnya semangat ibadahnya..

Tanggung bulan ? Yailah, semenjak keluar dari Kementerian Kehutanan, bulan gw dipenuhi dengan bulan-bulan yang tanggung. Tapi kalo diliat sebenernya banyak orang-orang yang lebih tidak beruntung dari kita. Kalo dibandingin masalah keuangan kita sama mereka mah kaya ujung kuku sama tangan, masalah mereka itu kaya tangan, masalah kita ujung kukunya.

Tapi, ga bisa dipungkiri sih, dua alasan itu mempengaruhi hidup gw, hidup ? lebay amat.. waktu atau pikiran kali yah lebih tepatnya. Hehe.. bisa jadi gw ini orang ketiga serba cuek, tapi masalahnya gw ini termasuk orang yang reaktif. Jadi gw akan bereaksi ketika ada aksi.. dan reaksinya seperti meletusnya gunung berapi. Duar, duar, duar.. marah.

Untuk kebingungan karena alasan yang pertama, entah kenapa gw bisa menerima. Soalnya gw ngerasa itu hal amat sangat penting, gimana ga penting, kalo masalah ibadah, masalah akhirat tapi kemudian ga sesuai sama keharusan pencapaian, apa iya ga pusing.. paling reaksi gw diem. Udah, gw udah gamau ngelawan masalah yang ini, takut kualat, udah terima aja.. Bahkan Rasul pun pernah marah ketika salah satu sahabatnya, pengikutnya tidak menuruti perintah dia dalam hal agama. Ya, marahnya Rasul itu yang bersinggungan dengan agama, bukan ego, dan balasannya adalah neraka bagi siapa saja yang membuat Rasul marah. Bahkan alasan Rasul marah salah satunya ketika pengikut atau sahabatnya ragu-ragu untuk melaksanakan perintah Rasul. Kan perintah Rasul bukan dari ego Muhammad, tapi dari Allah. Kenapa lah masih ada yang ragu-ragu. Ini ragu-ragu loh bukan gamau ngikutin. Tapi RAGU-RAGU. Kalo Rasulullah Muhammad masih ada, terus piye, nasib gw yang suka ragu-ragu sama perintah Allah terus bikin Rasul marah.. hiks..

Terus pertanyaan selanjutnya, kenapa Rasul marah ketika pengikutnya atau sahabatnya tidak mengikuti dia, bahkan hanya ragu-ragu untuk menuruti perintahnya, tapi tidak marah ketika ia dilempari penduduk Jahiliyah waktu mau berdakwah ke Thaif atau ketika diludahi orang Quraisy ? Kenapa ? Alasannya adalah karena mereka belum mengerti, tapi ini harus wajib dicari lagi artikelnya sebagai pendukung. Hehehehe.. udah, skip, skip, skip. Panjang ntar..

Lanjut, untuk kebingungan yang kedua yang kadang ga bisa gw terima. Gw suka bereaksi terlalu besar untuk alasan yang ini.. kaya gunung merapi itu.. Kalo orang-orangnya pada santai mah, gw juga santai. Tapi kenapa sih masalah tanggung bulan ini bisa bikin orang-orang juga baper.. jadilah ada reaksi berlebihan dari gw juga.. baper juga namanya. Nah bapernya akoeh ini kalo ga nangis, yah marah. Marah ini loh yang bisa bikin ngeri. Gw nya sendiri pun ngeri karena akan berbuntut penyesalan dan malu di akhir.

“kenapa tadi gw harus marah?”, “kenapa harus marah sebesar itu?”

Kenapa, kenapa, kenapa ??? Dimana akal sehat ??

Maka karena hal itu, gw mau belajar meredam amarah.. mudah-mudahan jadi ibadah memperbaiki sikap..

Karena mau meredam marah tadi, makanya gw juga nyari-nyari artikel cara meredam marah dari tokoh suri tauladan terbaik, yaitu Rasulullah.. hehehe.. makanya disini juga jadi bisa cerita kenapa Rasul marah.. yah karena hasil dari pencarian artikel tadi hehe..
Jadi, Rasul itu ketika marah ia berganti posisi, dari berdiri kemudian duduk, dari duduk, kemudian ia tidur, atau kemudian mengambil air wudhu. Simpel, udah pada tau pasti, tapi buat orang yang pemarah ini sulit.

Hari ini, entah kenapa, kayanya ada yang mencari masalah kemudian menyebabkan hilangnya kendali pada gw sendiri. Ini bener kayanya gara-gara gw yang hobi marah-marah yang akhirnya masalah kecil harusnya bisa diredam tapi malah jd kaya besar. Indri... indri.. *geleng-geleng kepala*, ini ga bagus banget buat jantung lu ndri..

Akhinya, coba dipraktekin, yang tadinya berdiri, gw ambil posisi duduk. Gw liatin orang itu sambil duduk, gw liatin terus..

“gw ga salah” dalem hati.

“gw udah sabar, gw udah nurut, gw cuman minta tolong”, dalem hati..

Lamaaaaat.. masih gw liatin, bentar lagi palanya gw sleding.
lah?
macem meme kak seto aja..

Masih sewot, sampai-sampai hampir membuncah pembelaan-pembelaan yang ada di kepala.
Terus gw mikir lagi,
“Ga, dia ga akan ngerti, pun ketika pembelaan-pembelaan itu keluar. Kenapalah kamu habiskan waktu leha-leha mu hanya untuk marah ndri, hanya untuk mengharapkan sikap pengertian yang sia-sia..”

Sebelum semuanya sia-sia, gw inget cara Rasul meredam amarah.. yang kemudian, setelah dirasa duduk tidak berhasil meredam marah, gw tidur..

Apa yang terjadi ?

Gw ngerasa ada yang turun dari kepala.. jatoh ke mata.. rasanya seperti disiram air.. adem.. (eh, iya efek disiram air pas lg marah juga sama, jadinya adem..).

Abis itu kerasa sorak sorai dalem pikiran, hari ini gw berhasil.. gw berhasil meninggalkan satu hal yang selama ini sia-sia, ga ada manfaatnya, marah hanya karena ego.. duuuuh, apa akhirnya tadi kalo gw lanjutin dengan mengeluarkan pembelaan-pembelaan. Mungkin akhirnya malu, nyesel juga.
Akhirnya hari ini, marah lebaynya seorang indri -yang mamanya aja kalah, omnya yang pernah nampar preman juga kalah, guru galak disekolahnya pun dikatai dengan sebutan monyet, pun dengan suaminya berani ngelawan (kurang setan apa sih indri nih? Ya Allah)- bisa dikalahkan dirinya sendiri.
Pengen nangis sekarang... hiks hiks..

Ga boleh lagi ada marah jelek kaya gitu mulai sekarang, marahlah yang bermartabat ndri..

Cobalah pake akal sehat, jadilah orang thinking, bukan bapering *apaan dah?*, maksudnya feeling..


Pikir lagi kalo marah, alasan karena ego yang baper atau kesungguhan ibadah..

Sabtu, 04 November 2017

Yang terkuat

Nampaknya lebih mudah menghajar dan berperang ketimbang bersabar..

Pantas Rasul bilang yang terkuat diantara kalian adalah yang dapat menahan amarahnya, maksudnya sabar kan ?

Tak tau diri

Kamis, 26 Oktober 2017

Ancamannya Allah

Tahukah kita (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah untuk orang-orang yang shalat, (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ , dan enggan (menolong dengan) barang bermanfaat.

Dalam salah satu surat-Nya anak Yatim begitu diistimewakan dan dilindungi..
Dimana lagi ada sebutan-Nya mendustakan Agama bagi yang menghardik anak yatim ?
Sedangkan pada surat lain lebih sering disebut mendustakan Al-Qur'an atau Rasul atau ayat-ayat Allah..

Rabu, 19 Juli 2017

Isa dan sahabat setia

"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah ia "Siapa yg akan menjadi penolong-penolongku dalam menegakkan agama Allah ? Para Hawariyyun (sahabat setia) menjawab, kamilah penolong-penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa kami termasuk orang-orang Muslim"
( Ali Imran : 52)

Ayat tersebut diambil dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 52, ada dua hikmah yang bisa diambil dari ayat tersebut :
1. Pada zaman nabi Isa pengikutnya telah bersaksi bahwa mereka termasuk orang-orang Muslim, pengikut ajaran Islam, bukan yang lain. Ada juga Al-Qur'an yang mengartikan "bahwa kami termasuk orang-orang yang berserah diri", tetapi dalam bahasa arabnya pada ayat tersebut berbunyi wasyhad bi anna muslimuun. Maka yang dimaksud dengan orang-orang yang berserah diri sama saja dengan orang-orang muslim.

2. Ayat tersebut ayat paling romantis dalam hal persahabatan. Bagaimana tidak, disitu dijelaskan bahwa sahabat setia adalah mereka yang bersama-sama menolong agama Allah, bahasa lainnya berjuang, bahasa yang lebih ringannya mengajak kepada kebaikan, ketika yang lain ingkar. Ibarat kata ketika kamu mengaku sebagai seorang sahabat, tetapi tidak sama-sama menolong dalam perintah Allah, maka belum bisa disebut sahabat.

Sekian..

Selasa, 24 Januari 2017

Petunjuk

"Yang medengarkan perkataan lalu mengikuti yang paling baik diantaranya, merekalah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal". (Az-Zumar : 18).

Apa poinnya?
Jika kamu ingin mendapatkan petunjuk atau hidayah, kerjakan mana yang lebih baik diantara perkara-perkara yang ada.
Karna orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan hidayah ialah orang-orang yang mengerjakan yang lebih baik.
Baik menurut Allah tentunya..
Perkara mana yang lebih baik bagi Allah ?
Perkara mana yang lebih mendekatkan diri kepada Allah ?
Perkara mana yang lebih Allah perintahkan ?

Itu...