warna warni

warna warni

Jumat, 22 Juli 2016

Pertanyaan yang tidak ada habisnya

Terkadang dalam perjalanan pulang dari stasiun ke rumah muncul pertanyaan-pertanyaan baru, apalagi setelah baca artikel. Kayanya nih yah aku mah jangan disuruh baca ini itu deh, abis baca pasti begini, muncul pertanyaan yang ga berani ditanyakan, dan entah kenapa si otak ini pun serasa so tau bertanya dan berasumsi tapi tidak diikuti dengan sikap untuk melakukan solusi.

Aku terlalu lemah. .

Dan si otak ini terus bertanya, dengan pertanyaan :
Sebenernya dulu mush'ab bin umair itu sehebat apa sih sampai bisa mengajak  73 orang-orang penting di Yastrib menerima islam dan menjadikan negeri itu pertama kalinya tegak Islam di bumi Arab pada jaman Rasulullah Muhammad ?

Soalnya mau bandingin dengan negeri kita nih, jangankan kerjasama dengan negara lain, yang ada kita dibegoin kali, di negeri sendiri aja, ada konflik di satu wilayah untuk bekerja sama mengenai hutannya susah. Udah sekelas dirjen yang turun tapi belum beres juga, yah emang sih itu hal yang ga mudah, saya tau. Tapi itu artinya mush'ab bin umair hebat sekali di jaman itu.

Sebenernya jaman si Mush'ab bin Umair dakwah ke Madinah/Yastrib islam udah sebesar apa sih, ko orang-orang penting itu mau terikat dengan Rasulullah dan islam ?

Soalnya mau bandingin lagi, di mesuji sana saja susah banget untuk terikat peraturan sekelas aturan kementerian kehutanan atas lahan yang ada, padahal ini kan keterikatan sekelas negara loh, yang paling tinggi. Malah mereka merasa takut karena diteror orang-orang yang gamau terikat dan bekerja sama dengan kehutanan.
Padahal kan harusnya rakyat itu merasa aman ketika menuruti perintah atau aturan penguasanya, negerinya, pemerintahannya, karena itulah aturan paling tinggi dan seharusnya rakyat dapat merasa aman karena tidak melanggar aturan tertinggi. Tapi ini malah lebih takut terhadap ancaman orang luar, ancaman orang-orang yang ga mau ikut aturan di negerinya sendiri.
Jadi, Islam saat itu sebesar apa, sampai Negeri sekelas Yastrib/Madinah mau-maunya terikat sama Islam?

Duh, ga ada habisnya ini pertanyaan apalagi abis baca artikel dengan judul "Dulu Talangsari, Kini Mesuji" yang membuat saya ber-oh dan berasumsi so tau, jangan-jangan ada kaitannya cerita masa lalu dengan hari ini. Karena sakit hati misalnya maka si Mesuji ini susah dirangkul pemerintah, karena ada perasaan ketidakpercayaan juga. Kalo memang begitu mah artinya kalo kita kesana untuk memediasi ga bisa bawa polisi atau TNI untuk meyakinkan mereka terhadap kerjasama dengan kehutanan, bawa aja ulama atau ustadz gitu untuk mediasi. Tapi ulama sekelas apa yah yang mampu meyakinkan mereka akan keselamatan, kenyamanan dan keuntungan mereka supaya mau terikat dengan aturan pemerintah ?

Kenapa kita yang sekelas negara sulit dapetin hati orang-orang daerah sendiri tapi dulu Islam yang kelasnya minoritas bisa masuk ke Yastrib negeri orang, yang kemudian jadi Madinah. Apa mungkin  karena jaman dahulu Rasulullah dan para sahabat betul-betul konsisten terhadap pencarian lahan untuk dikuasai tidak pada penyerapan dan anggaran yang harus habis ?